Sebagai bentuk lanjutan dari komitmen untuk meningkatkan kapasitas kader Posbindu Penyakit Tidak Menular (PTM), Indonesian Diabetes Center (IDC) Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai kembali melaksanakan pelatihan kader Posbindu PTM tahap 2 di Desa Kemang Indah, Kecamatan Tambang. Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari pelatihan tahap pertama yang telah sukses dilaksanakan di tempat yang sama.


Berbeda dengan pelatihan sebelumnya yang lebih menekankan pada peningkatan pengetahuan dasar tentang penyakit tidak menular, pada tahap kedua ini pelatihan difokuskan pada pemberian keterampilan teknis, khususnya dalam melakukan cek gula darah secara mandiri. Kemampuan ini menjadi krusial bagi para kader, mengingat peran mereka yang berada di garda terdepan dalam kegiatan deteksi dini di tingkat masyarakat.


Dalam pelaksanaan pelatihan, IDC Universitas Pahlawan turut melibatkan mahasiswa dari Program Studi Keperawatan yang telah memiliki keterampilan praktis dan pengalaman dalam melakukan pemeriksaan gula darah menggunakan glukometer. Kolaborasi ini menjadi nilai tambah tersendiri, karena para kader tidak hanya mendapatkan pengetahuan teoretis, tetapi juga menyaksikan langsung praktik pengecekan yang dilakukan oleh mahasiswa keperawatan secara rinci dan sistematis.


Materi pelatihan mencakup tahapan-tahapan pengecekan gula darah, mulai dari persiapan alat, teknik pengambilan sampel darah, penggunaan glukometer, hingga pembacaan hasil. Setelah pemaparan, para peserta diberikan kesempatan untuk menyaksikan demonstrasi langsung, dan selanjutnya diminta mempraktikkan secara berpasangan. Setiap kader dilatih hingga benar-benar lancar dan percaya diri dalam melakukan cek gula darah secara mandiri.


Kegiatan ini tidak hanya bertujuan meningkatkan keterampilan kader, tetapi juga memberikan dukungan konkret kepada layanan kesehatan tingkat pertama, yaitu puskesmas. Dengan adanya kader yang terampil dan mandiri, beban petugas puskesmas dapat lebih ringan, dan masyarakat pun dapat memperoleh pelayanan yang lebih cepat dan tepat.


Harapannya, tidak ada lagi kader yang merasa tidak mampu dalam melakukan pengecekan gula darah. Sebaliknya, para kader justru menjadi mitra andalan dalam menanggulangi penyakit tidak menular di komunitas. Pelatihan ini menjadi bukti nyata bahwa peningkatan kapasitas kader adalah investasi penting dalam membangun masyarakat yang lebih sehat dan sadar akan pentingnya deteksi dini.