Saat ini kemanapun kita pergi, pasti akan ada kita temui warung ataupun penjual minuman-minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK). Pemerintah memang telah melakukan upaya agar masyarakat mengurangi konsumsi minuman ini, dengan menaikkan biaya cukai produk-produk MBDK. Namun kenyataannya MBDK masih menjadi favorit bagi masyarakat mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.  

 

Selain minuman kaleng atau minuman botol yang dikonsumsi oleh masyarakat, minuman sachet yang harganya lebih murah merupakan minuman yang paling bayak diminati oleh anak-anak dan remaja. bahkan tidak bisa kita pungkiri minuman sachet ini seringkali dijual di kantin-kantin sekolah. Kurangnya pengawasan dan kurangnya pengetahuan menjadi salah satu kendala dalam mengurangi konsumsi MBDK di kalangan masyarakat.

 

Lalu apa bahaya yang dapat ditimbulkan dengan mengonsumsi MBDK secara berlebihan?

 

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2024), menyebutkan bahwa MBDK merupakan salah satu penyebab peningkatan angka obesitas di Indonesia. obesitas merupakan salah satu faktor risiko terjadinya penyakit tidak menular (PTM) yang menyebabkan 80% kasus kematian di Indonesia. 

 

Penelitian juga menyebutkan bahwa, mengonsumsi MBDK sebanyak satu porsi sehari dapat meningkatkan risiko terkena diabetes melitus tipe 2 (DMT2) sebesar 18%, stroke 13% dan serangan jantung sebanyak 22%. selain itu dengan meningkatkan satu takaran saji MBDK per hari dapat meningkatkan berat badan 0,12 kg per tahun pada orang dewasa (Vasanti S Malik, et al 2019).

 

Jika Anda sering atau bahkan selalu meminum minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) setiap hari, mulai sekarang kurangilah mengonsumsinya. Rubahlah kebiasaan tersebut perlahan demi perlahan, karena dampak yang akan ditimbulkannya dapat membahayakan kesehatan Anda.